Minggu, 25 Mei 2014

SEJARAH HIDUP FLORENCE NIGHTINGALE

SEJARAH HIDUP FLORENCE NIGHTINGALE



Florence Nightingale merupakan pelopor ilmu keperawatan modern, penulis dan ahli statistik. Beliau mendapat julukan Bidadari Berlampu (The Lady with The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada Perang Krimea di semenanjung Krimea, Rusia. Beliau juga menghidupkan konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat.

Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan dibesarkan dalam keluarga yang kaya raya. Pada masa remaja, beliau sering keluar rumah dan membantu warga sekitar.

Pada tahun 1846, ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman dan mengenal rumah sakit modern yang dikelola oleh biarawati katolik. Beliau terpesona akan komitmen para biarawati kepada pasien dan beliau jatuh cinta pada pekerjaan keperawatan.


Florence Nightingale sewaktu muda

Pada usia dewasa, Florence mendapat banyak lamaran untuk menikah, namun semua ditolak karena beliau merasa terpanggil untuk mengurus hal-hal kemanusiaan.

Keinginan beliau ditentang oleh ibu dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan rumah sakit adalah tempat yang jorok. Perawat pada masa itu hina karena :
-Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (Keluarga tentara yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
-Perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka, sehingga profesi ini dianggap kurang sopan bagi wanita yang baik.
-Perawat pada masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Walaupun ayahnya setuju bila beliau membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Tetapi Florence bersikeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati di sana. Selain di Jerman, Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.

Pada tanggal 12 Agustus 1853, Florence kembali ke London dan mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen, yang merupakan sebuah rumah sakit kecil di Upper Harley Street, London. Di sana, Florence berargumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini mengubah peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis bahwa :

“Rumah sakit akan menerima tidak hanya pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi dan ulama untuk orang Islam”

Akhirnya, Komite Rumah Sakit mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.

Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama tentara Perancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit gugur, namun yang lebih menyedihkan adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan terluka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME, ia menuliskan bagaimana prajurit yang terluka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan dan bertanya, “Apakah Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini ?”

Karena tulisan ini, hati Florence Nightingale tergugah, lalu beliau menulis surat kepada Menteri Penerangan saat itu, Sidney Herbert untuk menjadi sukarelawan dan Sidney Herbert meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan untuk membantu prajurit yang terluka di Krimea.

Pada tanggal 21 Oktober 1854 , Florence bersama 38 gadis sukarelawan yang terlatih berangkat ke Turki dengan menumpang sebuah kapal dan mereka sampai di Turki pada bulan November 1854.

Mereka semua pergi menuju rumah sakit pinggir pantai yang merawat korban perang Krimea di Scutari. Ternyata keadaan di sana sangat mengerikan, karena semua ruangan dipenuhi prajurit-prajurit yang terluka dan ratusan prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa ada yang berteduh dan tanpa perawatan. Selain itu, banyak sekali potongan tubuh manusia di luar jendela rumah sakit. Florence diajak berkeliling oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit untuk melihat secara detail keadaan rumah sakit tersebut


Gedung Rumah Sakit di Scutari sekarang

Florence melakukan perubahan penting seperti mengatur tempat tidur pasien dan mendirikan tenda bagi prajurit yang terluka di luar rumah sakit.


Ilustrasi rumah sakit di Scutari

Semua perawatan dilakukan dengan cermat seperti :
-Perban diganti secara berkala
-Obat diberikan pada waktunya
-Lantai rumah sakit dipel setiap hari
-Meja kursi dibersihkan
-Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan penduduk setempat

Akhirnya gunungan potongan tubuh manusia tersebut selesai dibersihkan. Pada malam harinya, Florence menuliskan cita-citanya di bidang keperawatan dan menulis resep obat yang beliau ketahui.

Namun kerja keras, Florence membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh pada jumlah kematian prajurit, malah angka kematian prajurit semakin meningkat mencapai angka 4077. Tetapi kebanyakan prajurit meninggal bukan karena terluka di perang tetapi meninggal karena tipes, tifoid, kolera dan disentri. Hal ini disebabkan karena sistem pembuangan dan ventilasi yang memburuk.

Pada bulan Maret 1855, Komisi Kebersihan Inggris memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara rumah sakit itu, dan sejak saat itu tingkat kematian menurun drastis.

Pada suatu kali, saat pertempuran Krimea seorang bintara datang dan melapor Florence bahwa dari kedua belah pihak, korban yang berjatuhan banyak sekali. Lalu Florence meminta bintara tersebut mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan. Florence mencari korban yang masih bisa diselamatkan dengan lentera, karena pada saat itu pencarian dilakukan di malam hari.

Setelah kejadian itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal sebagai Bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita.

Saat Florence kembali ke inggris , beliau meyakinkan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal karena kondisi rumah sakit kotor dan memprihatinkan. Lalu, Florence mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama dan kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai. Florence memainkan peran penting dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan Sidney Herbert menjadi ketua. Beliau menulis laporan statistik mendetail 1000 halaman lebih tentang pemeriksaan tentara. Beliau juga mendirikan sekolah keperawatan dan semua tulisannya dijadikan dasar untuk mendirikan dan mengatur sekolah tersebut.

Pada tahun 1883, Florence dianugerahkan medali Palang Merah Kerajaan oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907, Florence dianugerahkan bintang tanda jasa The Order Of Merit dan Florence menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini. Pada tahun 1908, Florence dianugerahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.

Akhirnya Florence Nightingale meninggal di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus 1910 dan dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris.

0 komentar:

Posting Komentar